Dari penelitian Symantec, sedikitnya ada 14 juta aplikasi Android yang tersebar di 200 toko aplikasi. 900 ribu di antaranya berbahaya, dan 5 juta lainnya masih abu-abu alias greyware.
Nah, yang abu-abu ini mencurigakan, karena sifatnya terlalu agresif. Aplikasi ini bisa bikin boros baterai dan makan bandwidth terlalu besar. Bisa jadi juga, aplikasi ini memang sengaja didesain mirip dengan aplikasi pada umumnya namun untuk tujuan tertentu.
Ada tiga jenis dan ciri aplikasi semacam ini yang harus dihindari atau jangan di dowload.
- Pertama, mirip dengan yang biasa gratisan kita download, tapi tiba-tiba berbayar.
- Kedua, mencuri informasi penting dengan cara phising.
- Ketiga, aplikasi yang mungkin sudah disisipi malware ini untuk memasukkan malware yang lebih banyak lagi ke handset pengguna.
Aplikasi jadi-jadian ini, misalnya saja, aplikasi yang tiba-tiba hadir menyerupai aplikasi yang sudah lebih dulu hadir. Contohnya, aplikasi yang menyerupai permainan seperti Candy Crush maupun Angry Birds, serta aplikasi lainnya yang bersifat finansial. Logikanya, yang semacam ini mereka akan mengikuti ke mana pun di tempat yang ada duitnya. Nah, aplikasi banking dan gaming, dua ini yang paling populer, pungkasnya.
Android sejauh ini lebih dipilih oleh banyak pengguna smartphone salah satunya karena banyaknya aplikasi yang mendukung sistem operasi tersebut. Namun sayangnya, mirip seperti era desktop dengan Microsoft Windows, Android pun demikian di ranah mobile. OS sejuta umat ini semakin jadi sasaran tembak malware.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar