Line Let's Get Rich
Aplikasi besutan CJ Netmarble bersama dengan Line ini sempat masuk ke dalam daftar top aplikasi game mobile di tahun 2014. Kok bisa? Bila diperhatikan, Line Let's Get Rich tak ubahnya permainan board game klasik terkenal di Indonesia yang dinamakan Monopoli. Line Lets Get Rich jadi contoh sukses board game yang digitalkan. Game ini sebelumnya muncul di platform PC desktop. Namun, seiring berkembangnya waktu game ini akhirnya diterbitkan di paltform mobile.
Tak menunggu lama, Line LGR berhasil mencuri perhatian pengguna gadget di seluruh Indonesia dan menggeser kepopularan Candy Crush Saga yang waktu itu merajai tangga game. Jumlah unduhannya pun perlahan perlahan-lahan melesat naik dengan perolehan jumlah download mencapai 10 juta download di Google Play Store. Sebagian pemain mengaku, hadirnya game yang rilis pada bulan Juli 2014 kemarin seolah menjadi obat rindu dan bernostalgia ketika bermain game ini sewaktu kecil. Seperti yang sudah dikatakan di awal, cara bermain game ini tak berbeda dengan Monopoli.
Pemain yang maksimal orang harus mengelilingi papan untuk menunjukkan siapa yang paling berkuasa. Untuk bisa bermain Line LGR, pengguna tentu harus login menggunakan akun Line mereka. Menariknya, game ini telah ditambahkan berbagai macam fitur lokal, seperti bahasa dan lanskap yang berupa peta wilayah Indonesia yang menampilkan 14 kota besar di Indonesia berikut dengan beberapa tempat wisata terkenal di Tanah Air. Walaupun dapat di-download secara gratis, game ini tetap menawarkan in-app purchase.
Clash of Clans
Dari segelintir game yang marak diperbincangkan atau dimainkan sepanjang tahun 2014, nama Clash of Clans nyatanya masih masuk ke dalam daftar tersebut. Padahal, game besutan Supercell itu sudah eksis di dunia game mobile sejak beberapa tahun yang lalu. Ya, dari sekian banyak pengguna gadget di Ibukota, kami masih menemukan pengguna yang asyik bermain game yang mengusung genre combat strategy itu. Clash of Clans sebenarnya bukan sekadar game biasa.
Selain mengasah kemampuan kita dalam membangun sebuah benteng dan merancang strategi menyerang, game ini ternyata juga memiliki fungsi sosial. Sesuai namanya, game ini punya fitur yang dinamakan clan. Lewat Clan, pengguna bisa saling berinteraksi dengan pemain Clash of Clans lain yang tergabung ke dalam clan yang sama. Tak hanya saling berinteraksi di dalam game, beberapa di antaranya juga kerap mengadakan kopi darat. Inilah yang kemudian membuat umur game ini tetap langgeng. Padahal, jika dilihat dari perkembangan game mobile saat ini, banyak game serupa yang bertebaran di toko aplikasi macam Google Play Store dan App Store. Sebut saja Boom Beach, Mark of The Dragon, dan lain-lainnya.
Sejak pertama kali rilis hingga sekarang, Clash of Clans telah melakukan beberapa kali update. Mulai dari penambahan karakter hero, hingga beberapa fitur terbaru, seperti Clan War. Fitur Clan War ini adalah fitur dimana clan bisa saling serang. Clash of Clans saat ini baru tersedia untuk pengguna perangkat Android dan iOS, sedangkan untuk pengguna Windows Phone tampaknya harus bersabar. Karena hingga saat ini belum ada kabar apakah game ini akan rilis di Windows Phone atau tidak.
VSCO CAM
Mencuat ke permukaan. Aplikasi buatan Visual Supply Co., memulai debutnya pertama kali di tahun 2012 lalu melalui perangkat iOS. Baru satu tahun sesudahnya, aplikasi ini mampir ke perangkat robot hijau di tahun 2013. Aplikasi ini tenar di kalangan pengguna Instagram, dimana beberapa pengguna Instagram kerap memakai hastag #vscocam di setiap postingannya. Dengan VSCO CAM pengguna bisa mengedit foto layaknya fotografer professional dengan warna-warna vintage cerah ataupun bergaya gloomy. Untuk dapat menggunakan VSCO CAM, pengguna bisa memilih dua opsi, yakni memasukkan foto dari galeri atau mengambil gambar langsung dari aplikasi ini.
Aplikasi ini menawarkan tingkat ragam modifikasi foto dengan banyaknya preset yang disediakan dan user interface yang sederhana. Dengan user interface yang sederhana itu, pengguna pun bisa dengan mudah mengedit sebuah foto dengan apik bak editor foto profesional. Sebagian besar filter yang terdapat di VSCO CAM bisa dipakai secara cuma-cuma alias gratis. Sedangkan untuk filter berbayarnya, hanya ada beberapa saja. Itu pun tak begitu pengaruh, karena untuk filter gratisannya saja sudah lebih dari cukup.
Flappy Bird
Pertama kali diciptakan di tahun 2013 oleh sebuah studio developer game asal Vietnam, Nguyễn Hà Đông. Setahun kemudian, popularitas game yang mengusung genre arcade ini secara tiba-tiba melonjak di tahun 2014 dengan perolehan keuntungan sebesar Rp 600 juta per hari. Kebanyakan developer akan merasa senang jika game buatannya disukai jutaan orang. Namun, hal itu tampaknya tidak berlaku bagi Dong Nguyen. Popularitas Flappy Bird nyatanya tidak membuat sang pencipta bahagia.
Nguyeng pun terpaksa menarik game yang telah memperoleh unduhan puluhan juta itu dari Apple App Store dan Google Play Store. "Para awak media terlalu berlebihan merespons kesuksesan game saya. Saya tidak pernah menginginkan hal ini, jadi tolong beri saya ketenangan," kicau Nguyen dalam akun Twitternya kala itu. Tak hanya itu, alasan lain penarikan Flappy Bird tak lain adalah karena Nguyen tak ingin orang-orang jadi ketagihan bermain Flapyy Bird.
Alasan yang aneh bila dipikir. Pun telah ditarik dari toko aplikasi digital, kepak sayap Flappy Bird justru semakin kencang dan menjadi game yang dicari-cari. Tidak sedikit dari orang-orang yang akhirnya menjual perangkat gadgetnya dengan harga yang lebih tinggi lantaran di dalam perangkatnya itu terdapat game Flappy Bird. Bahkan, seorang pria bernama Jeff Nelson rela menyewakan iPhone 5 miliknya di situs eBay bagi siapapun yang ingin bermain Flappy Bird. Tak hanya berdampak kepada para pemainnya, game Flappy Bird pun secara tidak langsung menciptakan tren game mobile yang baru. Beberapa developer yang mencoba untuk mendompleng kepopularan Flappy Bird saling berlomba untuk menciptakan game dengan konsep serupa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar